potret masyarakat pinggiran
java scip
Sabtu, 18 Februari 2012
Kamis, 16 Februari 2012
Dampak pendidikan minim bagi masyarakat kecil
perkembangan Negara Indonesia sangat dahsyad sekarang ini
,Negara kita ini mengalami peningkatan
yang cukup baik untuk masyarakat. Beberapa perusahaan sudah banyak tapi untuk
bisa berkerja di perusahaan haruslah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
Sedangkan untuk orang-orang tidak mencapai pendidikan yang cukup tinnggi mencari
perkerjaan saja sangat sulit.
Hidup masyarakat dipinggir kota
Kondisi Indonesia
sekarang ini sudah kaya ,dikota-kota besar bisa dijumpai gedung-gedung pencakar
langit. Orang-orang tidak perlu susah panyah bekerja untuk mendapatkan uang.
Tapi meskipun banyak orang yng mendapatkan uang dengan cara mudah. Tak jarang
pula orang yang mendapatkan uang dengan bekerja sangat keras. Itupun entah bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hari atau tidak.
masarakat-masarakat kecil
Pada
saat ini pemerintahan Indonesia sudah sangat maju dengan teknologi yang modern bahkan bisa bersaing dengan
Negara yang lebih maju. Akan tetapi meskipun Indonesia itu Negara yang maju
banyak penduduk atau masyarakat yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Dan
tak sedikit pula masyarakat yang kaya akan harta. Tapi bisa dibandingkan banyak
yang mana antara masyarakat yang miskin dengan yang kaya,pasti lebih banyak
yang miskin dari pada yang kaya.
Sabtu, 11 Februari 2012
masyarakat disekitar kita
setiap hari melihat mereka bagun pagi-pagi sekitar jam 05.00 WIB .Mengais-ngais sampah demi membantu orang tua mereka.Merekapun rela meninggalkan bangku sekolah demi mencukupi kehidupan keluarganya .Apakah tidak ada seseorang yang ingin membantu mereka disuatu hari nanti.Dan apakah bisa pemerintah merubah kehidupan mereka dari yang seperti sekarang menjadi lebih baik atau dari seperti sekarang menjadi lebih buruk.
Senin, 06 Februari 2012
potretmasyarakat
Potret Kehidupan Pemulung & Masyarakat Miskin Gambaran Kegagalan Pemkab Kepulauan Selayar
Hari itu Kamis, (14/10), jam dinding telah menunjukkan pukul 15.00 WITA. Matahari bersinar terik di atas langit Bumi Tanadoang, tatkala seorang pemulung berusia senja melintasi jalur Jl. Muh. Krg Bonto Benteng Selayar.
Meski keringat bercucuran di wajahnya, sang pemulung ini tampak segar menggayuh gerobaknya yang berisikan kardus dan barang-barang bekas buangan masyarakat. Yang pastinya, kehidupan ini harus dilakoninya setiap hari demi melepaskan keluarga dan anak-anaknya dari himpitan ekonomi berkepanjangan.
Sebuah realita potret kehidupan yang sangat jauh bertentangan dengan pernyataan seorang Drs. H. Syahrir Wahab, MM. Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, yang hampir setiap saat membanggakan keberhasilannya dalam mengentaskan kehidupan masyarakat miskin di daerah penghasil jeruk manis ini selama kurun waktu lima tahun terakhir.
Fenomena sosial kehidupan masyarakat miskin tersebut di atas, sekaligus menjadi jawaban pasti, “bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Pemkab Kepulauan Selayar belum mampu menjawab pertanyaan terakhir seorang Drs. H. M. Akib Patta diakhir masa kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Selayar”. Sebuah pertanyaan sederhana berbunyi “Selayar Kapan Mandiri”
Pertanyaannya Kemudian, akankah Masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar terus membanggakan Motto, “Selayar Mapan Mandiri” ?? Sementara, realita kehidupan masyarakat miskin terpampang di hampir seluruh sudut-sudut kota ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar.(fadly)
Hari itu Kamis, (14/10), jam dinding telah menunjukkan pukul 15.00 WITA. Matahari bersinar terik di atas langit Bumi Tanadoang, tatkala seorang pemulung berusia senja melintasi jalur Jl. Muh. Krg Bonto Benteng Selayar.
Meski keringat bercucuran di wajahnya, sang pemulung ini tampak segar menggayuh gerobaknya yang berisikan kardus dan barang-barang bekas buangan masyarakat. Yang pastinya, kehidupan ini harus dilakoninya setiap hari demi melepaskan keluarga dan anak-anaknya dari himpitan ekonomi berkepanjangan.
Sebuah realita potret kehidupan yang sangat jauh bertentangan dengan pernyataan seorang Drs. H. Syahrir Wahab, MM. Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, yang hampir setiap saat membanggakan keberhasilannya dalam mengentaskan kehidupan masyarakat miskin di daerah penghasil jeruk manis ini selama kurun waktu lima tahun terakhir.
Fenomena sosial kehidupan masyarakat miskin tersebut di atas, sekaligus menjadi jawaban pasti, “bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Pemkab Kepulauan Selayar belum mampu menjawab pertanyaan terakhir seorang Drs. H. M. Akib Patta diakhir masa kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Kabupaten Kepulauan Selayar”. Sebuah pertanyaan sederhana berbunyi “Selayar Kapan Mandiri”
Pertanyaannya Kemudian, akankah Masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar terus membanggakan Motto, “Selayar Mapan Mandiri” ?? Sementara, realita kehidupan masyarakat miskin terpampang di hampir seluruh sudut-sudut kota ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar.(fadly)
Langganan:
Postingan (Atom)